“Beri Kami Masa Kecil”

“Beri Kami Masa Kecil”

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Kaifa Halukum? (Bagaimana kabar kalian?) Semoga dalam keadaan sehat afiat dan diiringi rasa semangat menebar manfaat. Aamiin. Berbicara masa kecil, sebagian besar kita pernah mengalaminya, bukan? Baik berkesan bahagia maupun sebaliknya.

Bahasan singkat pada tulisan ini bukan semata-mata bernostalgia, melainkan bersama-sama melihat sejenak terhadap catatan sejarah umat manusia di belahan Timur Tengah. Terkhusus Negeri Para Nabi yang diberi nama Palestina.

Dahulu, pertikaian antara pejuang Palestina melawan Zionis Israel dinarasikan sebagai perang. Namun, akhir-akhir justru diubah menjadi “GENOSIDA”. Apa itu genosida? Dilansir dari KBBI luring edisi V ialah sebuah pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap suatu bangsa atau ras.

Bagaimana tidak? Dalam kurun waktu 30 hari, Zionis Israel telah menyebabkan korban jiwa di Gaza (Palestina) sejumlah 12.000 lebih yang didominasi anak-anak dan perempuan. Kita ketahui bersama, bahwa anak-anak dan kaum perempuan merupakan aset penting masa depan suatu bangsa (tanpa memandang latar belakang kepercayaan/agama). Zionis Israel tidak ambil pusing, cukup meluncurkan rudal ke rumah pengungsian (kamp pemulihan trauma), lebih-lebih ke rumah sakit, sekolahan, target mereka terpenuhi dalam waktu singkat.

Lantas, apa yang dapat kita lakukan sebagai orang awam untuk membantu saudara sesama ciptaan-Nya di Gaza selain melalui donasi dan doa? Jawabannya adalah terus suarakan perlawanan terhadap Zionis Israel dan mendukung pejuang Palestina melalui dunia maya. Banyak cara, mulai dari tagar, unggah ulang berita terkini, pesan singkat yang bersifat persuasif, sampai ke media lagu.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa anak-anak kecil di Palestina sejak dahulu (1948) sampai sekarang selalu tumbuh dalam bayangan “kehilangan masa kecil”. Hal ini menginspirasi salah satu musisi cilik ternama asal Lebanon pada tahun 1982, Remi Bandali. Lagu ini berjudul “A’touna Tufuulii” yang berarti “Beri Kami Masa Kecil”. Sebuah lagu yang diperuntukkan bagi para penjajah di jazirah Arab (Lebanon, Syiria, Yaman, Palestina, dll). Walaupun kerap kali di masa kini lagu tersebut ditujukan kepada Zionis Israel beserta para anteknya atas kekejian membumihanguskan masa kecil anak-anak di Palestina. “A’touna Tufuulii” selalu diviralkan oleh tatkala kecamuk perang di Palestina terulang, terulang, dan terulang kembali.

Berikut nukilan lagu tersebut yang senantiasa menyadarkan manusia yang masih memiliki hati nurani:

... Yaa ‘Alam Ardhi Mahroo’a # Ardhi Huriyyeh Masroo’a

Ardhi Zgheere Metle Zgheree # A’tounas Salam A’tounat Tufoole..... A’tounat Tufoole (3x)

[... Wahai semesta, tanah kami telah dihancurkan # Tanah kami telah direnggut kebebasannya]

[Tanahku kecil, seperti aku yang mungil # Berikan kedamaian, berikan kami masa kecil kami]

Tidak hanya Remi Bandali, musisi lainnya juga ikut andil menciptakan lagu perjuangan Palestina seperti “Palestine Will Be Free” karya Maher Zain; “We Will Not Go Down” karya Michael Heart, dan lain sebagainya. Semoga, wasilah yang kita tunaikan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina dalam merebut kemerdekaan dapat menjadi hujah kelak di Hari Penimbangan Amal dan Hari Pembalasan. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Wallahu A'lam Bisshawab.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Muhammad Eka Arifansyah - KMNU UNSRI

Menemukan kesalahan pada unggahan ini? Yuk sampaikan pada kami melalui email!

logo-kmnu-white